Dalam bahasa Indonesia, istilah yang digunakan untuk menunjuk atau merujuk kepada suatu benda atau arah di sebut juga referensi atau referen. Referen ini sendiri bisa bermacam-macam tergantung fungsinya. Misalnya, untuk mengacu pada arah atau tempat, digunakanlah di, ke, dari. Atau untuk mengacu pada individu, digunakanlah dia, ia, -nya.
Adapun di, ke, dari, merupakan rangkaian referen yang sangat umum dijumpai. Selain sebagai referen, yang mengacu kepada arah atau tempat, ketiganya juga sering disebut sebagai kata depan (bersama-sama dengan pada, kepada). Penggunaan referen jenis ini di satu sisi bisa membantu membedakan maksud tuturan.
Sebagai salah satu referen yang mengacu kepada tempat/arah, ke memiliki peranan yang tidak bisa terpisahkan dari beberapa bentuk gabungan kata yang boleh dibilang semacam “pasangan”. Meskipun kalau dikaji, sering juga bentuk tersebut merupakan bentuk yang mubazir juga, namun toh tetap sangat berterima di kalangan masyarakat bahasa.
Sebut saja, misalnya, kata naik yang sudah tentu ke atas. Atau turun yang sudah pasti ke bawah. Selain faktor kebiasaan dalam perilaku berbahasa masyarakat sehari-hari, bentuk yang mubazir tersebut memang sering digunakan untuk mempertegas maksud. Sehingga dalam hal ini “pengulangan” tersebut hampir seperti fungsi partikel -lah.
Bagaimanapun juga, penggunaan ke sebagai referen juga bisa dijadikan semacam pelesetan. Sehingga bagi orang-orang yang tidak awas, bisa jadi kesulitan dalam menghadapinya pertanyaan, “Kalau naik itu ke atas, turun itu ke bawah, dan masuk itu ke dalam, kalau keluar ke mana dong?”
Pertanyaan tersebut sebenarnya hanya memanfaatkan sifat kata yang homofon, yang sama dalam pelafalan, namun berbeda dalam penulisan, yaitu keluar dan ke luar. Selain itu, kita memang cenderung tidak dapat melihat spasi antarkata dalam bentuk tersebut, terutama kalau dituturkan tanpa konteks kalimat tertentu. Selain itu, intonasi yang tercipta juga tidak terlihat jelas. Bahkan jeda pun mungkin tidak terlalu kentara kalau diucapkan dengan cepat.
Selain sejumlah hal tersebut, perbedaan juga bisa dilihat dari jenis kata. Kata keluar tergolong jenis kata kerja atau verba. Sementara ke luar merupakan kata keterangan atau adverbial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar